Senin, 23 Maret 2015

Desa masa kecil


Keindahan alam kampung halaman sangat menyejukkan. Sederhana tanpa tersentuh modernitas yang saat ini merambah. Alam desa yang sederhana, inilah mengapa aku jadi rindu setiap kembali ke perantauan. Meskipun jaraknya tanah rantau hanya beberapa kilometer saja, namun aku rindu.
Kerinduan dimana aku dulu sangat dimanjakan dan besar dalam lingkaran yang kearifan lokalnya sangat terjaga. Rumah-rumah daun rumbia, joglo, dan limasan tanpa lantai masih banyak dijumpai lima belas tahun lalu. Mainan anak-anak bukan lagi gadget atupun mainan elektronik lainnya. Pelepah pisang,tanah liat, dan dedaunan masih menjadi primadona mainan yang indah dan penuh kreativitas anak-anak. Mainan tradisional anak-anak sangat kental dan masih banyak anak yang mau melakukan permainan itu. Jamuran, petak umpet, betengan, bola kasti, kodokan, singkongan, kelereng, boneka kayu dan daun,ayunan pelepah, mobil jeruk, wayangan, sepeda, Berburu kayu, beburu ikan, ada banyak mainan yang lupa apa namanya.
Hmm…melihat halaman rumah kini banyak berubah. Pohon belimbing yang jadi tempat nongkrong setiap siang sama teman-teman kecilku sudah ditebang. Pohon yang menjadi teman mengobrol dan banyak menggantungkan cita-cita untuk melihat indahnya dunia. Berharap dan membayangkan aku bisa melihat setiap sudut keindahan alam. Beton banyak menghias rumah-rumah tetangga yang kini berubah menghiasi desa. Jarang lagi anak-anak yang ramai didepan rumah sepulang sekolah dasar dan madrasah, kini sangat sepi. Televisi Sekarang menjadi tontonan,mainan elektronik yang sekarang jadi andalan. 
Iya„, tak terpungkiri modernitas sudah menenggelamkan budaya kearifan masyarakat setempat, ada sedikit titik yang mau untuk melestarikan. Uniknya pendidikan sebagai lembaga pelestarian budaya tak pernah mengajarkan apa itu mainan tradisional dan lagu daerah anak-anak. Telinga para anak biasa didendangkan dengan lagu-lagu dewasa yang seharusnya belum waktunya. 
Hhh….itu hanya sebatas lamunan biasa, bayangan masa kecil yang hadir, namun sedikit kaget dengan mainan anak-anak sekarang. Berharap desa dan budayanya akan tetap terjaga.

Aktivis vs Pasifis

belakangan lalu banyak quote-quote yang menyoroti gerak mahasiswa dengan kondisi Indonesia saat ini. perlunya saya mencermati dengan ktirik panas terhadap pemuda yang katanya penggerak dan pengontrol pemerintahan. 

Tujuh belas tahun lalu mahasiswa dipuncak eksistensinya bagaimana melawan ketidakadilan yang melanda negeri ini hingga pada titik krisis multidimensional. Mulai krisis yang menjadi sorotan yaitu, krisis moneter, pelanggaran-pelanggaran HAM, situasi politik yang tidak sehat lagi, hingga memaksa presiden kedua untuk lengser dari jabatannya karena kepercayaan masyarakat dengan pemerintahan saat itu sudah dititik kritis dan tidak ada harapan untuk pemimpin saat itu.

Minggu-minggu lalu mahasiswa mendapat kritik di berbagai sosial media. mahasiswa hanya menikamati kenyamanan bangku kuliah, yang aktivis hanya sekedar kajian tanpa aksi lapangan. Hal itu dipertanyakan bagaiamana dengan idealisme mahasiswa sekarang? sudahkah terbuai dengan kenyamanan reformasi yang telah berjalan tujuh belas tahun lamanya? 

Saya sendiri sebagai mahasiswa perlu mengklarifikasi sendiri bagaimana dunia mahasiswa sekarang. Kalau aktivis yang tak pernah turun aksi jalanan dikatanya cemen, aktivis jadi-jadian. ya, mungkin sebagian beranggapan seperti demikian, tapi mahasiswa yang hanya duduk dibangku kuliah bukan berarti mereka tidak peduli dengan kondisi sekarang. Namun mereka sedang menyiapkan amunisi ketika nanti telah menjadi sarjana akan menjadi bagian yang melakukan perubahan dalam struktural Indonesia. mereka belajar keras agar nantinya mampu bersaing dengan warga ASEAN dan Global dengan keterampilan da keahlihannya sesuai profesional bidangnya. meraka juga yang bakal meningkatkan PDB Indonesia nantinya. itulah alasannnya, ibarat dunia perfilman, mereka adalah para pekerja balik layar yang bekerja keras mewujudkan hasil yang maksimal dan yang paling terbaik. sama halnya mahasiswa yang katanya hanya duduk di bangku perkuliahan saja.

Tentang mahasiswa yang hanya melakukan kajian tanpa ada tindakan aksi turun jalan (demontrasi). Bukan berarti mahasiswa adalah sok-sokan melakukan kajian. Bukan berarti mahasiswa sok pinter dengan melakukan kajian, malahan lebih sering ketimbang dosen misalnya, iya kalau dosen tingkatnya sudah pada mengkaji, sedangkan  mahasiswa pada belajar melakukan kajian dengan isu-isu terkini. 

Saya sendiri setuju jika akan turun aksi di jalanan perlunya melakukan kajian. Alasannya dengan mengkaji kita tahu poin-poin mana yang akan dibawa yang memang benar untuk diperjuangkan demi membela rakyat. kita perlu tahu juga seberapa daruratkah sehingga perlu adanya aksi? apakah poin-poin tersebut memang fakta yang saat ini salah atau hanya sekedar asumsi sebagian orang saja. ketika kita meneriakkan hidup rakyat Indonesia, rakyat mana yang kita hidupkan dan kita bela ? jika apa yang kita perjuangkan salah . Mahasiswa tidak ingin hanya sekedar turun jalan melakukan tuntutan terhadap setiap keputusan dan kebijakan, namun perlu ada kajian untuk mengetahui ketidakadilan setiap kebijakan. Jangan sampai mahasiswa teriak-teriak di jalanan, tapi yang diperjuangkan salah, malahan akan menambah kesengsaraan rakyat. 

Jumat, 27 Februari 2015

Kecewa Hal Biasa untukyang Luar Biasa


Bersamaan dengan hujan kurelakan menunggu. Menunggu kabar gembira dan sekaligus objek kegembiraan. Sebelum hujan kulawan terik panas siang hari. Hampir pukul 11:30 berjubel dengan kendaraan besar lainnya di jalanan, menembus macet dan bau asap kendaraan, serta debu dan asap hitam akibat hempasan mesin-mesin kendaraan. Bersama dengan hujan aku menunggu. Kakak yang mengiyakan dan yang paling cepat respon membalas pesan yang kukirimkan. Aku dalam hati sangat senang, karena setelah sekian orang yang kuhubungi dan yang kumintai kejelasan hanyalah beliau yang menyanggupi. Tengah hari setelah sholat jumat, aku lancarkan lagi dengan sms si kakak tinggkat yang lebih memiliki pengalaman suatu forum yang akan saya ikuti. Setelah beberapa menit dari pesan terakhir yang akan menemui di Pusat Kegiatan Mahasiswa FE, ternyata si kakak mengirimkan pesan pendek yang isinya adalah tidak bisa membantuku memberikan satu syarat pokok aku mengikuti forum itu. Dari hari pertama di buka, usaha mendapatkan rekomendasi pertolongan sudah dilancarkan. Beberapa kali aku diskusi dengan temanku di wadah itu. Disarankan banyak mengenainya. Hampir di hari kemarin aku patah semangat, bangkit lagi karena ada satu orang yang bersedia. Namun tidak seperti yang saya harapkan. Mungkin ini belum kesempatanku untuk mengikuti sesuatu yang sangat berharga pelajarannya, karena banyak hal dan ilmu baru yang akan di kupaskan. Hanya ada satu harapan yang tertuju pada satu orang. Namun lagi-lagi aku menunggu, karena beliau sedang melakukan safari ilmu di perguruan ibukota sana. Semoga sebelum hari penutupan aku berhasil mendapatkannya, meskipun presentasi keberhasilannya aku mengkira-kira tidak lebih dari 50 %. Tak apalah, lebih baik mencoba dan gagal dari pada tidak mencoba sama sekali karena takut gagal. Option tulisan sesaat menjelang mengikuti FIM ke 17. Semangat semester satu untuk ikut di semester tiga mungkin tertunda. Dan semoga jika Allah menghendaki bisa berpartisipasi di periode berikutnya, namun sekarang semangat untuk ikut seleksinya.

Bicara Chanel Berita


Televisi, setiap membuka chanel pada waktu berita-berita di televisi saling memberikan informasi kepada seluruh negeri ini, ada yang unik sejak kemunculan gerakan koalisi pada masing-masing pendukung pada pemilu tahun lalu.
Setiap nama chanel televisi saling beradu kebenaran dan berargumen, seperti saya di tulisan ini. Terkadang saya merasa kesal sendiri dengan berita yang saling memihak, dan membenarkan salah satu pihak ataupun menambahkan dan mengurangi dari unsur kebenaran itu sendiri.
Misalnya chanel A selalu menampilkan berita yang menyudutkan tokoh ini karena rival dari pendukung pemilik stasiun televisi itu sendiri. Dan sebaliknya memuji-muji yang sangat berlebihan bagi pemilik stasiun televisi karena yang telah terjun di dunia politik yang saat ini banyak terjadi .
Benar dan baik sekali seseorang mau terjun dunia politik, karena saling berlomba dalam mengabdikan dirinya ke masyarakat dan bangsa, tetapi aneh juga jika seringnya menanyakan setiap aktivitas kelompok politik itu, di lebih-lebihkan, ya tidak masalah sebetulnya. Tetapi perlu diingat lagi bahwa menyampaikan informasi harus benar benar memihak kepada kenyataan dan fakta asli yang terjadi tanpa ditutupi dengan kemasan bahasa yang mendayu-dayu. Sehingga masyarakat ikut terhasut oleh pemberitaan yang tidaklah benar.
Media berita adalah salah satu tempat edukasi bagi masyarakat luar, entah itu orang tua ataupun anak-anak juga menonton. Nah sekarang, banyak berita yang informasinya simpang siur terutama mengenai hal politik dan hukum yang saat ini menghiasi setiap layar kaca televisi di negeri ini.
Sekali lagi media berita haruslah benar-banar dalam posisi netral yang tidaklah merugikan salah satu pihak. Perlu mengangkat kebenaran yang nyata terjadi dengan kemasan bahasa yang tidak menimbulkan persepsi lain selain objek asli dalam berita itu .

Percakapan Putri Maple di Email

Gambar :pixshark.com 


Tia  : hai maple, apakabarmu disana? Pastinya kau sangat baik bukan? 

Maple: hai tia, aku disini sangat baik untuk sementara ini. Bagaimana dengan dirimu disana, yang kata orang-orang yang mengunjungiku negerinya sangat indah bukan? 

Tia  : aku juga sangat baik map, hhe….iya bisa saja kau memuji negeriku. Aku pun belum sepenuhnya melihat keindahannya disini map. 

Maple : Tia, kapan kamu mau mengunjingiku. Ini pas sekali saat rambutku indah banget, mahkotaku banyak sekali yang suka. Tapi,aku lihat-lihat kamu kok ngga ada sendiri diantara orang-orang yang sering kesini. 

Tia  : iya map, akupun juga ingin melihat wajah aslimu bagaimana? Pastinya sangat cantik bukan? Aku ingin mengunjungimu saat nanti bersama teman setiamu di musim dingin map, bagaimana masih sabarkah kamu menungguku? 

Maple: apa kamu tidak takut jika bertemu bersama temanku itu, yang mungkin kamu belum terbiasa bertemu dia, apalagi negeri mu tidak ada teman seperti dia. Akupun takut kamu akan lari ketika kamu datang saat musim dingin karena aku selalu mendekati si dingin itu. Karena aku tinggal tubuh yang menjulang dan ranting-ranting yang tanpa mahkota, tak secantik mahkota yang ada di foto profilku setiap pesan masuk emailmu. 

Tia  : justru itu daya tarikmu maple, aku sudah terlalu bosan melihat keindahan mahkota yang selalu kau kirimkan di emailku. Aku tak pernah melihat darimu bagaimana kamu berhadapan dengan tekanan, apakah kecantikanmu berubah, apakah kamu merasa sedih dan tersiksa karena setiap tahun kamu harus menghadapi temanmu itu. 

Maple: Ya Allah„ bagaimana dengan jalan pikiranmu sih tia? Orang-orang lebih senang saat mahkotaku mulai memunculkan warna terindahku. Tapi kamu malah ingin melihat ku saat semua sudah tinggal ranting saja? 

Tia  : iya maple kamu lebih indah saat musim dingin temanmu itu datang, tak bisa juga dipungkiri saat semipun kamu lebih indah. Aku senang dengan caritamu dengan empat musim temanmu. Nanti ya maple pada akhirnya aku akan bertemu denganmu. Melihat keceriaanmu meskipun ada diantara musim teman mu itu, kamu tidak menyukainya. Aku akan mengabadikan dalam jepretan dengan kamera sederhanaku dan akan ku sandingkan dirimu bersama temanku, namanya diary. Pastinya kamu kan suka maple cantik. 

Maple: wah„ Iyakah ? Segera tia, aku sudah tak sabar melihat senyummu dihadapanku. Berfoto ria denganmu disisiku, dibawah rindangnya mahkotaku dan hangatnya temanku si matahari. Sampai jumpa tia, salam dari teman-temanku putri maple. Mereka menunggumu disini menanyakan cerita indah darinya negeri yang indah itu. 

Tia  : Amin, semoga lekas terwujud ya Maple. Sampai jumpa lagi di emailmu berikutnya ya. Aku harus melanjutkan aktivitasku untuk segera bisa bertemu denganmu :-D. Bersambung

Selasa, 27 Januari 2015

hai....reders,,,alay ya...sapaannya. saya hanya sekedar menyaapa lewat tulisan yang mungkin membuat sakit mata. hha ,,,emang iya sepertinya. ngga sempet buat nulis minggu-minggu ini karena lagi sibuk banget dengan agenda kampus guys. ayo mari berkarya dan lanjutkan aktivitas lagi reders, see you again in this blog readers

Jumat, 16 Januari 2015

Just mom my sweet heart now


Dinginnya malam tak menghalangi langkahnya menelusuri setiap sudut jalan untuk menemukan pencerahan. Walaupun terik matahari yang membakar kulit lembutnya tak memberi halangan baginya untuk terus memberikan yang terbaik .

Keterbatasan finansial tak memmbuatnya malas terus mencari untuk yang Ia cinta. Meskipun hal itu membuatnya dicerca sekalipun. Apapun dia lakukan untu kesangannya. Insane yang memang tak harap balas jasa yang terpenting induk inangnya bagia ia pun bahagia.
Tubuh lemahnya tak membuatnya malas untuk menyiapkan segala kebutuhan di setiap harinya. Ia teramat sempurna sebagi seorang bunda dan orang tua bagi anak-anaknya.

Semangat itulah yang selalu tertanam dalam lubuk hati untuk terus berjuang melawan diri berjuang mengejar mimmpi. Rasa iba yang terus menggelayuti dalam setiap malam tidurku teringat kegigihan beliau. Seperlima abad aku dilahirkan dan dibesarkan dengan kasih saying yang tak kurang. Pendidikan yang amat teramat baik dibandingkan anak-anak teman sebaya beliau. Meskipun ia tak merasakan indahnya dunia pendidikan dan manisnya kehidupan anak muda. Sungguh penganghargaan yang tak terhingga patut ia sandang dan bawa.

Malaikatku pada setiap detik umurku, inginkku memberimu apa yang melebihi engkau berikan. Dalam dekapan setiap kata dalam doa malamku engkau yang selalu kuutamakan. Namun kurang rasanya jikalau di seperlima abad ini tanpa memberinya sesuatu yang amat berarti baginya. Prestasi akupun biasa, anak yang penuh budi pekerti tidak juga. Bundaku sayang yang selalu kuingat setiap langkah perjuangamu untuk kutiru berlari menuju mimpiku yang tak hingga jika dinilai dengan angka.

Engkau alasanku untuk terus maju secepat dan seakurat mungkin dalam memilih mimpi dan mewujudkannya. Berjanji sudah biasa dan lupa lain kala, sekarang bertekad dalam hati dan kebiasaan yang terbaiki untuk selalu survive dalam setiap langkah perjuangan ini.